Pohon cengkeh yang bernama latin Syzygium aromaticum merupakan jenis rempah asli Indonesia yang diperebutkan bangsa-bangsa Eropa, seperti Spanyol, Portugis dan Belanda. Berdasarkan catatan sejarah, cengkeh telah dimanfaatkan pada masa Dinasti Han yaitu abad ke-4. Bahkan, pada abad 17 hingga 18 harga cengkeh Indonesia setara dengan emas.
Maluku merupakan wilayah penghasil cengkeh terbesar di dunia. Popularitasnya membuat rempah ini bernilai tinggi di pasaran, meski terkadang terdapat penurunan, tetap saja cengkeh masih diminati hingga saat ini. Dikenal sebagai bumbu kuliner, faktanya cengkeh juga dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, dan juga sebagai campuran rokok kretek.
Mari kita belajar lebih banyak tentang pohon cengkeh yang sangat digiai oleh dunia. Pembahasan berikut ini akan menerangkan tentang taksonomi, morfologi, asal dan sebaran, manfaat, dan cara membudidayakan rempah asli Indonesia. Dilengkapi juga dengan proses perawatan hingga panen dari cengkeh.
Daftar Isi
Taksonomi Cengkeh
Kingdom | Plantae |
Subkingdom | Tracheobionta |
Superdivisi | Spermatophyta |
Divisi | Magnoliophyta |
Kelas | Magnoliopsida |
Subkelas | Rosidae |
Ordo | Myrtales |
Famili | Myrtaceae |
Genus | Syzygium |
Spesies | Syzygium aromaticum |
Morfologi Cengkeh

1. Akar
Berjenis akar tunggang yang memiliki banyak cabang. Termasuk di dalam kategori fusiformis atau tombak pada akar yang bercabang cukup kecil. Oleh karena itu, cengkeh dapat hidup hingga puluhan atau ribuan tahun dengan akarnya yang kuat tersebut. Akar dari tanaman rempah ini mampu masuk ke bagian tanah yang cukup dalam, bulu-bulunya dapat menyerap sari makanan.
2. Daun
Daun cengkeh tergolong ke dalam jenis tidak lengkap, karena hanya berupa tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina). Tidak mempunyai pelepah (upih daun/ vagina). Bentuknya lonjong dengan bunga di bagian ujungnya. Daun cengkeh juga termasuk jenis majemuk yang artinya satu induk tangkai terdiri dari beberapa daun.
3. Batang
Batang pohon cengkeh berbentuk bulat dengan permukaan yang terlihat kasar. Umumnya, tanaman rempah asli Indonesia ini mampu tumbuh mencapai 10 hingga 15 meter. Dilengkapi dengan ranting-ranting lebat, cengkeh bertumbuh secara erectus (tegak lurus). Rantingnya berjenis monopodial yang membuatnya sulit dibedakan antara cabang dengan batang pokoknya.
4. Bunga
Bunga cengkeh termasuk dalam jenis flos terminalis dengan ciri bunga yang terletak di bagian ujung daun. Tangkai bunganya cukup pendek dan bertandan yang tergolong majemuk, serta bagian ujung induk tangkainya selalu ditutupi bunga. Bunga cengkeh merupakan bunga tunggal yang dapat menjadi pembeda antara bunga betina dengan bunga jantan.
5. Buah
Pohon cengkeh mempunyai tangkai buah warna hijau. Ketika mekar, buah cengkeh tersebut akan menjadi merah. Buahnya ini menjadi salah satu buah yang semu, karena bagian bunga cengkeh selalu mengikuti pembentukan buahnya. Adapun berbagai bagian di kulit buah cengkeh yang meliputi endokarpium, mesokarpium dan epikarpium.
6. Biji
Cengkeh ternyata dapat memiliki biji ketika usia pohonnya sudah memasuki kurun waktu 5 tahun atau lebih. Biji cengkeh terdiri atas kulit (spedodermis), inti biji (nukleus seminis), dan tali pusar (funiculus). Pada usia 20 tahun, cengkeh tetap bisa menghasilkan biji, tapi dengan kualitas yang menurun dan tidak lagi dapat dimanfaatkan maksimal, terutama bagi produsen rokok.
Asal dan Sebaran Cengkeh

Penemuan pohon cengkeh di tertua Kepulauan Maluku, Indonesia, diduga sebagai asal dari tanaman yang diincar dunia ini. Adapun sumber lain menyebutkan bahwa Maluku Utara dan Papua menjadi asal dari tanaman cengkeh. Bahkan, negara Filipina juga disebut-sebut sebagai asal dari cengkeh.
Sementara, untuk sebaran cengkeh berdasarkan catatan sejarah yaitu dimulai pada tahun 1769 dari Maluku ke wilayah lainnya. Hal tersebut dilakukan oleh kapten berkebangsaan Perancis dengan cara menyelundupkan bibit cengkeh ke Rumania. Penyebaran pun berlanjut hingga kawasan Madagaskar dan Zanzibar.
Penyebaran cengkeh di kawasan Indonesia sendiri justru dimulai setelah 100 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1870. Hal ini dilihat dari wilayah di Indonesia yang terdapat pohon cengkeh, mulai dari Maluku, Jawa, Kalimantan, hingga Sumatera. tanaman rempah yang diketahui memiliki banyak manfaat ini pun mulai dibudidayakan di berbagai belahan dunia.
Habitat Cengkeh
Tumbuhan cengkeh hidup di daerah tropis dengan wilayah yang panas, tapi memiliki kecukupan dalam pasokan air. Kendati disebutkan bahwa cengkeh dapat tumbuh optimal di kondisi panas, nyatanya tanaman ini tidak dapat hidup saat diterpa musim kemarau panjang. Habitatnya yaitu pada ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut.
Jumlah curah hujan yang dibutuhkan pohon cengkeh sekitar 1.500 sampai 4.500 mm per tahun. Kelembaban udara tanaman cengkeh antara 60% hingga 80%. Sementara suhu wilayah untuk cengkeh yang cocok yaitu rata-rata 22 hingga 30 derajat Celcius dengan kondisi angin yang standar (tidak terlalu kencang).
Status Kelangkaan Cengkeh
Status tanaman cengkeh hingga saat ini yaitu Least Concern (LC). Hal tersebut diungkapkan berdasarkan data IUCN Red List of Threatened Species. Tanaman cengkeh ini memiliki risiko rendah untuk mengalami kelangkaan atau kepunahan. Pasalnya, pohon rempah asli Indonesia ini mempunyai populasi yang stabil di alam.
Manfaat Pohon Cengkeh
Selain sebagai rempah, ternyata pohon cengkeh mempunyai banyak manfaat lainnya. hasil panen dari tanaman ini juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran. Tidak heran, cengkeh masuk dalam jenis tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Berikut ini manfaat dari tanaman cengkeh di dalam kehidupan manusia.
Bidang Kuliner
Cengkeh terkenal sebagai rempah yang dipakai untuk bumbu masakan dan banyak digunakan pada bidang kuliner, terutama bagi orang Asia dan Eropa. Tidak hanya dipakai dalam bentuk utuh saja, tetapi juga ada yang menggunakannya dalam bentuk bubuk cengkeh. Bahkan, di Indonesia cengkeh menjadi bahan campuran rokok untuk memberikan rasa pedas dan hangat.
Bidang Kesehatan
Pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan atau yang akrab dengan istilah herbal pun memanfaatkan cengkeh. Terlebih lagi buah dari pohon cengkeh memiliki kandungan antioksidan eugenol yang dipercaya mampu melawan radikal bebas di dalam tubuh. Sehingga cengkeh dapat melindungi tubuh dari kanker.
Selain itu, konsumsi cengkeh juga dapat mencegah kerusakan pada organ hati. Namun, kita harus mencari tahu terlebih dulu dosis yang tepat untuk mengonsumsi cengkeh agar mendapatkan manfaatnya. Sebab, konsumsi cengkeh berlebihan justru dapat menimbulkan penyakit berbahaya lainnya, seperti rusaknya fungsi hati.
Budidaya Pohon Cengkeh

1. Syarat Tumbuh Cengkeh
- Wilayah tropis yang lembab dengan jenis tanah liat.
- Tidak dapat hidup di musim kemarau berkepanjangan.
- Lahan tanam pohon cengkeh wajib mempunyai drainase yang baik.
- Tanam cengkeh pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
2. Penanaman Cengkeh
- Pilihlah bibit cengkeh unggul, misalnya bibit usia 1 tahun minimal memiliki tinggi 60 cm, dan untuk bibit usia 2 tahun minimal tingginya 90 cm.
- Bibit cengkah mempunyai batang tunggal dengan percabangan 7 pasang.
- Jumlah daun harus sekitar 63 pasang yang memiliki daun muda berwarna hijau segar dan daun tua berwarna hijau tua.
- Lahan tanam budidaya pohon cengkeh wajib bebas dari pasir, tanaman pengganggu, rumput dan sisa akar tanaman lainnya.
- Tanah untuk tanam cengkeh harus digemburkan tanah dan tunggu sekitar 1 minggu untuk menghilangkan unsur racun-racun di dalam tanah.
- Kadar keasaman tanah (pH) untuk tanam cengkeh tidak boleh kurang dari 5. Jika pH di bawah 5, maka harus ditambahkan kapur dolomit 1 ton per 1 hektar lahan tanam cengkeh.
- Buatlah lubang untuk tanam bibit cengkeh dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm. Masukkan pupuk kandang secukupnya pada setiap lubang tersebut. Diamkan selama sebulan sebelum ditanami bibit cengkeh.
- Jarak tanam cengkeh sebaiknya sekitar 6 x 7 m.
- Lakukan penanaman cengkeh pada awal musim penghujan guna mencukupi kebutuhan airnya.
3. Perawatan Cengkeh
Budidaya pohon cengkeh ini tergolong sulit, karena perawatannya cukup ekstra dan harus rutin dilakukan. Terutama saat tanaman cengkeh berusia 1 hingga 5 tahun pertama agar dapat memberikan hasil panen melimpah dan berumur panjang. Berikut ini serangkaian perawatan yang harus dilakukan saat menanam cengkeh.
- Penyiraman Cengkeh
Tanaman cengkeh muda harus disiram secara rutin agar tidak kekurangan air dan mati. Hal ini dilakukan agar kelembaban tanah tetap terjaga, terutama pada musim kemarau, cengkeh harus disiram secara ekstra. Oleh karena itu, dianjurkan penanaman bibit cengkeh dilakukan di awal musim penghujan.
- Pemupukan Cengkeh
Pohon dapat tumbuh lebih cepat dan menghasilkan bunga cengkeh yang melimpah apabila diberikan pupuk secara rutin. Pupuk kompos atau kandang sebaiknya diberikan untuk tanaman cengkeh setiap 6 bulan sekali. Caranya dengan membuat lubang di sekeliling tanaman cengkeh sebagai tempat menaburkan pupuk.
- Hama Penyakit Cengkeh
Pemberian fungisida dan insektisida juga diperlukan untuk mengatasi penyakit yang kerap dialami oleh tanaman cengkeh. Mulai dari Die back (mati ranting), bakteri pembuluh kayu, cacar daun, hingga embun jelaga bisa merusak cengkeh.
- Penyulaman Cengkeh
Apabila ditemukan pohon cengkeh yang mati, maka perlu dilakukan penyulaman dengan menggantinya pakai bibit unggul yang baru. Perhatikan usia bibit yang diganti, harus seusia dengan bibit cengkeh pengganti. Penyulaman cengkeh sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.
- Penggemburan dan Penyiangan Cengkeh
Penggemburan dan penyiangan lahan cengkeh dilakukan sekitar 6 bulan sekali di saat yang bersamaan. Bersihkanlah kebun cengkeh dari tanaman liar dan gulma yang dapat mengambil nutrisi dan merusak pertumbuhannya.
4. Panen Cengkeh
Perawatan yang ekstra tersebut harus terus dilakukan hingga masa panen cengkeh akan datang yaitu sekitar 5 hingga 7 tahun. Bunga yang mekar tidak utuh adalah bagian cengkeh yang dapat dipanen. Pemetikan harus dilakukan menggunakan tangan secara langsung agar daun dan tangkai cengkeh tidak rusak. Sehingga dibutuhkan tangga kayu untuk panen cengkeh yang tinggi.
Hasil panen cengkeh dapat dijual dalam bentuk basah dan juga kering. Jelas harga jual cengkeh kering lebih tinggi dibandingkan yang masih basah. Hanya saja, kita harus melakukan pemisahan cengkeh dari tangkainya hingga terlihat seperti biji tunggal.
Perawatan pun tetap wajib dilakukan setelah panen cengkeh tahap pertama berhasil dilakukan. Hal ini guna menjaga pertumbuhan pohon agar dapat mendatangkan masa panen berikutnya dengan kualitas yang juga bagus.
Itulah penjelasan lengkap mengenai pohon cengkeh, mulai dari kegunaannya hingga cara membudidayakannya. Perawatan yang ekstra menjadi ciri khas dari budidaya tanaman cengkeh. Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil panen cengkeh maksimal.

Alumni S1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malangasasa, Wakil Ketua Bidang Pangan, Agrobisnis dan Kemaritiman KADIN Kabupaten Malang 2019-2024. Kurator dari Koperasi Pemasaran Digital Idbotani Nusantara, Content creator dan Content writer.
Mari Bapak Ibu Masyarakat Indonesia berbelanja kebutuhan sehari-hari melalui Toko Idbotani Marketplace : https://idbotani.com/