Pohon Jabon termasuk salah satu jenis pohon kayu yang sering kali ditanam oleh masyarakat di Indonesia. Kayu satu ini termasuk kelas kuat III-IV dan kelas awet V. Mempunyai nama latin Neolamarckia cadamba, pertumbuhan pohon tersebut sangat cepat.
Biasanya tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0-1300 m dari permukaan laut. Tanaman ini juga dikenal dengan nama jabun, worotua, empayang, dan kelampayan.
Dalam bahasa Inggris, jabon disebut dengan pohon burflower, laran, atau pinus leichhardt. Sementara di India dikenal dengan nama kadam sesuai dengan pengaruh agama dan mitologi Hindu.
Daftar Isi
Mengenal Sekilas Pohon Jabon
Di beberapa tempat di Indonesia, masyarakat memplesetkan namanya menjadi jati bonsor karena kemampuannya dalam bertumbuh sangat cepat. Tanaman kayu ini bisa tumbuh di hampir berbagai kondisi tanah, mulai dari tanah kering sampai tanah yang kadang-kadang tergenang air.
Selain itu, tumbuhan bisa hidup pada tanah aluvial lembap pinggir sungai. Tanah daerah yang mempunyai pasang surut dan iklim basah serta tropis juga memungkinkan jabon untuk bertumbuh.
Ciri khas dari tumbuhan tersebut adalah gugus bunga yang bentuknya bulat. Warnanya oranye dan mengeluarkan aroma khas. Karena wanginya yang harum, bunga jabon sering kali diolah menjadi parfum.
Pohon ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias. Sementara bagian kayunya diambil untuk berbagai keperluan mebel dan bahan baku kertas.
Taksonomi
Kingdom | Plantae |
(Tanpa takson) | Angiospermae |
(Tanpa takson) | Eudikotil |
(Tanpa takson) | Asteridae |
Ordo | Gentianales |
Famili | Rubiaceae |
Genus | Neolamarckia |
Spesies | N. cadamba |
Jenis-jenis Pohon Jabon

Ada dua jenis atau spesies dari jabon selain Neolamarckia cadamba, yakni jabon merah atau Antocephalus macrophyllus dan jabon putih atau Antochepalus Cadamba. Jabon merah mempunyai karakteristik kayu yang kuat, daun yang lebar, bebas dan berbulu.
Jika dilihat bagian bawah daun, warnanya semu kemerahan. Melihat kualitasnya, jabon merah lebih unggul daripada jabon putih. Akan tetapi, pertumbuhannya lebih lambat. Sementara karakteristik jabon putih lebih mirip dengan Neolamarckia cadamba.
Kayu jabon merah memiliki teras dan gubal yang nyaris tidak bisa dibedakan. Kayu yang masih segar warnanya merah jambu muda. Setelah kering, warnanya berubah menjadi kekuningan sedikit mengarah ke merah muda.
Pohon jabon merah memiliki corak kayu yang berbentuk garis lurus sampai miring berwarna cokelat. Tebalnya mencapai 1-2mm dengan jarak yang tidak beraturan. Teksturnya agak halus dan merata dengan permukaan kayu tampak sedikit mengkilap.
Sementara jenis jabon putih bisa tumbuh mencapai ketinggian 45 meter dengan ketebalan batang mencapai 100-160 sentimeter. Kulit pohon yang muda warnanya abu-abu dan mulus. Kulit pohon yang tua, teksturnya kasar dan sedikit beralur.
Daun jabon putih tampak halus dan tidak berbulu dengan lebar daun kisaran 20-30 cm. Jenis satu ini bisa dipanen ketika umurnya mencapai 5-6 tahun dengan volume rata-rata 0,7 sampai 1,2 m3.
Morfologi Pohon Jabon
Tumbuhan jabon mempunyai batang pohon yang besar dan bisa tumbuh mencapai ketinggian 45 meter. Pohonnya terbilang besar dengan mahkota yang luas, batang silindris, dan tegak lurus. Pertumbuhannya cukup cepat, yakni kisaran 6 hingga 9 tahun pertama.
Jika dilihat dari bagian batangnya, diameternya mencapai 100 cm hingga 160 cm. Pertumbuhan tumbuhan jabon menyesuaikan umur, cuaca, dan juga iklim. Nantinya ranting akan rontok dengan sendirinya sehingga pertumbuhannya semakin optimal. Daun yang tumbuh di ranting panjangnya 13-32cm.
Apabila bagian batang pohon disayat, akan tampak getah yang keluar dari bagian dalam. Bagian dalam pohonnya rampak berserat padat dan halus serta berwarna kekuningan. Saat getahnya terkena udara, maka warna putih akan berubah menjadi kuning.

Bunga pohon jabon akan mulai tumbuh ketika pohon berusia 4-5 tahun dengan aroma yang sangat harum. Warna bunganya cukup bervariasi, antara merah hingga oranye.
Pohon akan menghasilkan buah pada bulan Juni hingga Agustus setiap tahunnya. Buahnya berukuran kecil seperti kapsul, berwarna kuning atau oranye, dan terdapat 8 biji dengan bentuk trigonal. Saat dewasa, buah akan terpisah dan melepaskan bibit yang akan disebar oleh angin dan hujan.
Habitat dan Persebaran
Jabon mempunyai kriteria ekologi khusus agar bisa tumbuh dengan subur. Pohon akan tumbuh secara optimal pada wilayah yang tingginya mencapai 50 hingga 800 meter di atas permukaan laut. pH tanah untuk pohon cenderung asam, yaitu 4,5 hingga 7,5.
Curah hujan yang sesuai untuk budidaya jabon kisaran 1500 hingga 3000 milimeter setiap tahun. Suhu lingkungan yang diperlukan untuk budidaya mulai dari 14 hingga 40 derajat Celcius. Umumnya, pemanenan dapat dilakukan saat pohon jabon sudah memasuki usia 5 hingga 8 tahun.
Bisa dibilang, pohon tersebut merupakan pohon asli dari wilayah Asia, khususnya Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di kawasan Asia Selatan, jabon berasal dari wilayah India, Sri Lanka, Nepal, dan Bangladesh.
Sementara kawasan Asia Tenggara berasal dari Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, Malaysia, Papua, Kamboja, dan Indonesia. Bagian selatan Cina dan Australia juga menjadi habitat tumbuhan jabon.
Manfaat dari Pohon Jabon
Sama seperti kayu pada umumnya, jabon termasuk kayu jenis keras sehingga banyak digunakan sebagai bahan pembuatan furnitur. Namun, ada lagi manfaat lainnya yang bisa didapatkan dari tumbuhan tersebut.
1. Bagian Kayu atau Batang
Manfaat utamanya terletak pada bagian batang. Kayu dari tumbuhan jabon banyak digunakan untuk industri mebel dan furnitur. Hal ini karena kayu memiliki sifat yang mudah diolah, dipaku, diserut, serta penyusutannya rendah.
Kayu jabon yang mempunyai massa jenis 290 hingga 560 kg per kubik mudah disuntik resin. Tujuannya untuk memperkuat massa jenis dan kekuatan tekanan kayu. Selain itu, kayu mudah untuk dikeringkan dengan cara dijemput atau melalui pengeringan oven.
Kayu pohon jabon mudah untuk disimpan menggunakan sistem tekanan vakum atau tangki terbuka. Seseorang bisa membuat bahan baku batang korek, kano, peti, kotak, papan rumah, alas sepatu, hingga konstruksi bangunan dari kayu tumbuhan tersebut.
2. Bagian Daun

Daun segar yang berasal dari tumbuhan satu ini bisa digunakan untuk pakan ternak. Ekstrak daunnya bisa diolah menjadi nanopartikel perak. Nantinya bisa digunakan untuk SERS, teknologi yang bertujuan untuk memperkuat permukaan logam yang kasar.
Ekstrak daun pada tumbuhan jabon mengandung antimikroba sehingga bisa digunakan untuk obat kumur dan obat pelangsing. Bagian daun yang sudah tua digunakan sebagai alas makanan di daerah pedesaan.
3. Bagian Akar dan Bunga

Manfaat lainnya dari pohon jabon terletak pada bagian akar dan bunganya. Kulit dari akar pohon bisa digunakan akan dan diolah menjadi bahan pewarna. Sementara bunganya menjadi bahan baku yang penting untuk memproduksi attar.
Attar adalah parfum khas India yang merupakan kombinasi dari tanaman sandalwood. Cara mengekstraknya diperlukan teknik absorbsi dengan teknik hydro-distillation. Di Indonesia sendiri manfaat ini belum dilakukan karena masyarakatnya mengenal jabon sebagai jenis kayu untuk pertukangan.
Cara Budidaya Pohon Jabon

Ada beberapa tata cara dan hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan budidaya pohon. Berikut ini beberapa cara untuk budidaya tumbuhan jabon.
a. Syarat untuk Tumbuh
Pohon ini akan tumbuh dengan baik pada daerah iklim tropis basah yang ketinggian lokasi tanam mencapai 0 hingga 1000 mdpl. Jenis tanah yang cocok untuk melakukan budidaya adalah tanah lembung, podsolik cokelat, dan aluvial. Biasanya ditemukan pada lahan sekitar aliran sungai.
b. Penyemaian Benih
Untuk memperoleh bibit jabon yang baik bisa melalui penebaran benih pada media pasir halus. Media tersebut ditempatkan pada bak plastik yang bagian bawahnya terdapat lubang resapan air. Bak yang sudah berisikan benih akan diletakkan di atas bak lain yang berisi air. Tujuannya agar air merambat lewat lubang bak persemaian.
Proses ini membutuhkan pengontrolan penyakit agar bisa mengurangi kegagalan bibit. Apabila bibit sudah tumbuh sekitar 1 cm, maka bisa dipindah ke dalam polybag yang sudah diisi media tanam, berupa campuran tanah dan kompos (2:1).
c. Lahan Penanaman
Lahan tanam untuk budidaya pohon jabon bisa dibuat dengan ukuran 4 × 5 meter. Bisa juga dengan menyesuaikan kondisi lapangan agar pertumbuhannya bisa optimal. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 × 40 × 50 cm untuk bibit berukiran 40-50 cm.
Lubang tanam bisa diberikan campuran pupuk kompos dan NPK sekitar 2,5 gram. Campuran tersebut akan diendapkan pada lubang dengan kedalaman 30 cm. Saat lahan tanam sudah siap, maka penanaman bibit perlu menunggu 3-7 hari.
Setelah itu, buka polybag bibit secara hati-hati agar sistem perakarannya tidak rusak. Masukkan bibit ke lubang tanam dan tutup tanah setinggi 20 cm tanpa pemadatan. Sisakan lubang tanam setinggi 10 cm untuk kantong air.
d. Pemupukan
Biasanya perkembangan dan pertumbuhan pohon jabon sangat bergantung pada nutrisi dalam tanah dan proses penyerapan oleh akar. Pemupukan bisa dilakukan hingga umur pohon mencapai usia 3 tahun.
Jika sudah melewati usia 3 tahun, dekomposisi unsur hara di dalam tanah telah berkesinambungan. Alhasil, pemupukan tidak lagi diperlukan. Namun, agar hasil panen kayu semakin maksimal, pemupukan bisa diberikan hingga usia tumbuhan mencapai 5 atau 6 tahun.
Ada beberapa urutan pemberian pupuk tanaman sesuai dengan usianya, yaitu:
- Awal penanaman sampai usia ke-1: 1 sendok makan pupuk NPK dengan cara ditabur pada pangkal batang tumbuhan secara merata. Usahakan taburan tidak mengenai bagian kulit batang.
- Tahun ke-1 sampai tahun ke-2: pupuk kandang dan kompos sekitar 10 kg dan pupuk NPK 250 gram.
- Di atas tahun ke-2: pemberian pupuk bisa dilakukan dengan jenis pupuk kandang atau pun kompos sekitar 20 kg dan NPK sebanyak 750 gram.
Penggunaan pupuk organik dan pupuk kandang berfungsi sebagai penyerap dan menyimpan unsur hara dalam tanah. Pupuk organik juga membantu mempercepat pertumbuhan pada budidaya pohon jabon.
e. Perawatan Sampai Panen
Cara agar tumbuhan terhindar dari hama bisa melakukan penyemprotan pestisida setiap 1 atau 2 minggu selama 3 atau 5 bulan sejak penanaman awal. Tujuannya agar daun jabon tidak habis dimakan oleh ulat. Penyemprotan bisa dihentikan jika daun sudah tumbuh banyak.
Ternyata Indonesia banyak akan flora yang masih jarang diketahui. Melihat informasi tentang jenis, manfaat, sampai cara budidaya pohon jabon, apakah Anda pernah menemukannya?

Alumni S1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malangasasa, Wakil Ketua Bidang Pangan, Agrobisnis dan Kemaritiman KADIN Kabupaten Malang 2019-2024. Kurator dari Koperasi Pemasaran Digital Idbotani Nusantara, Content creator dan Content writer.
Mari Bapak Ibu Masyarakat Indonesia berbelanja kebutuhan sehari-hari melalui Toko Idbotani Marketplace : https://idbotani.com/