Pohon karet termasuk jenis pohon yang populer di Indonesia karena produk yang dihasilkan banyak digunakan untuk keseharian. Salah satunya adalah ban karet yang biasa terpasang di kendaraan, seperti sepeda, motor dan mobil. Namun belum banyak orang yang paham tentang proses pembuahan karet dari bentuk aslinya.
Tanaman karet termasuk tanaman khas hutan. Dengan kata lain, tanaman karet tidak ditemukan di dekat pemukiman seperti pinggir jalan raya atau pekarangan rumah penduduk. Jadi mungkin belum banyak orang yang mengenali tanaman ini dari penampakannya dan hanya mengenal dari namanya saja.
Daftar Isi
Taksonomi
Kingdom | Plantae |
Subkingdom | Viridiplantae |
Infrakingdom | Streptophyta |
Superdivisi | Embryophyta |
Divisi | Tracheophyta |
Subdivisi | Spermatophytina |
Kelas | Magnoliopsida |
Ordo | Malpighiales |
Famili | Euphorbiaceae |
Genus | Hevea |
Species | Hevea brasiliensis |
Morfologi

Pohon karet merupakan tanaman pohon yang bisa tumbuh tinggi dengan batang yang cukup besar. Batangnya mengandung getah yang dinamakan lateks. Getah itulah yang menjadi bahan alami dalam pembuatan karet hingga menjadi benda-benda yang berguna bagi kehidupan.
Batang karet yang besar dan kokoh biasanya memiliki percabangan yang tinggi di bagian atas. Batangnya tumbuh lurus ke atas dengan ketinggian yang bisa mencapai 25 meter. Usia pohon ini cukup panjang yang artinya mampu hidup dalam waktu yang lama sepanjang kurang lebih 100 tahun.
Pohon karet memiliki akar berjenis tunggang. Dengan akar tersebut, pohon ini menjadi sangat kuat karena akar yang mampu menopang besar dan tingginya tanaman ini. Akar tunggang pohon ini bisa menunjang tanah hingga ke kedalaman 1-2 meter.
Sementara akar lateral tanaman karet bisa menyebar sejauh 10 meter. Akar merupakan bagian paling aktif dalam menyerap air dan unsur hara tanah melalui bulunya. Bulu akar karet ini berada di kedalaman 0-60 cm dan berjarak 2,5 meter dari pangkal pohon.
Daun pada pohon karet berwarna hijau. Pada musim kemarau, daun hijau itu bisa berubah warna menjadi kekuningan hingga kemerahan. Panjang tangkai daun idaman tanaman ini sekitar 3-20 meter. Sedangkan tangkai anak daun memiliki panjang sekitar 3-10 meter dengan ujung yang mengeluarkan getah.
Setiap helai daun tanaman karet memiliki 3 anak daun. Anak daun itu berbentuk elips, memanjang dan ujung daun meruncing. Sedangkan tepi daunnya rata. Daun yang sudah berusia tua akan gugur yang salah satu cirinya yaitu perubahan warna dari hijau menjadi merah atau coklat.

Bunga pada pohon karet terdiri dari bunga jantan dan bunga betina dengan tipe perbungaan malai dan ukuran yang berbeda. Bunga betina memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dibanding buah jantan. Bagian pangkal tenda bunga karet berbentuk lonceng dengan ukuran panjang 4-8 mm.
Bunga betina mengandung bakal buah dengan 3 ruang. Kepala putik yang akan dibuahi berada dalam posisi duduk dan berjumlah 3 buah. Pada bunga jantan, terdapat 10 benang sari yang tersusun menjadi satu tiang. Sementara kepala sari terbagi menjadi 2 karangan dan tersusun satu lebih tinggi dari yang lain.
Pohon karet memiliki buah dengan tipe polong atau memiliki selaput kulit yang keras. Buah tersebut juga dilapisi kulit tipis berwarna hijau dengan kulit yang lebih keras dan berkotak di dalamnya. Pada setiap kotak, terdapat sebuah biji berlapis tempurung yang warnanya akan berubah menjadi keabu-abuan saat sudah tua.
Saat matang, buah karet akan pecah dan jatuh dengan sendirinya. Lalu di setiap ruasnya terdapat 2-4 kotak berisi biji. Pada umumnya terdapat 3 kotak biji dengan 2 biji pada masing-masing kotak. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah yang setiap ruang biasanya berjumlah 3-6.
Asal Pohon Karet
Pohon karet atau disebut juga para merupakan tanaman asli dari kawasan hutan Amazon Brazil dan juga ditemukan di negara-negara lainnya di Amerika Selatan. Sejarah mencatat tanaman karet mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1890 ketika perkebunan karet pertama dibangun.
Ada juga versi yang mengatakan jika tanaman karet masuk ke Indonesia baru di tahun 1910 melalui seleksi. Seleksi tersebut dilakukan terhadap kualitas, pertumbuhan serta produksi getah yang dihasilkan. Kemudian di tahun 1917, teknik okulasi pada tanaman karet ditemukan sehingga sifat asli dan kualitas tanaman ini dapat dipertahankan.
Pamanukan dan Cisaem adalah daerah yang pertama kali digunakan sebagai tempat uji coba penanaman karet. Jenis tanaman karet yang diuji di kedua daerah tersebut adalah karet kembung atau spesies Ficus elastica. Pada tahun 1902, jenis karet Hevea brasiliensis baru ditanam di Sumatera bagian timur.
Habitat
Pohon karet mampu tumbuh dengan baik pada wilayah dengan suhu rata-rata 28 derajat celsius. Curah hujan yang pas antara 2.509-4.000 mm oerrahun dengan hari hujan sebanyak 150 hari per tahun. Dapat dikatakan pula bahwa daerah yang bagus untuk tempat tumbuh karet adalah yang curah hujannya merata sepanjang tahun.
Intensitas hujan mempengaruhi proses penyadapan. Apabila hujan lebih sering terjadi di pagi hari, maka produksi getah karet bisa berkurang. Sementara jika dipaksakan untuk dilakukan penyadapan, kualitas lateks akan menurun yang dikenali dari teksturnya yang lebih encer.
Daerah di Indonesia yang bagus untuk tanaman karet adalah daerah di sekitar ekuator atau khatulistiwa antara 100 LS dan 100 LU. Tanaman ini juga masih bisa tumbuh dengan baik sampai pada batas 290 garis lintang. Ketinggian tanah yang pas untuk tanaman karet maksimal 500 mdpl.
Beberapa wilayah di Indonesia terbukti menjadi tempat yang bagus untuk pertumbuhan pohon karet. Misalnya Sumatera, Jawa hingga Kalimantan yang memiliki banyak tanaman karet di hutannya. Daerah-daerah tersebut secara umum beriklim basah.
Tanaman karet juga sangat toleran terhadap berbagai kondisi tanah. Tanaman ini bisa tumbuh dengan tidak memandang jenis tanah. Karet dapat tumbuh optimal pada tanah dengan pH 3,5-7,0. Tingkat pH harus sesuai dengan jenis tanahnya, sehingga menjadi sangat baik untuk pertumbuhan karet.
Persebaran Pohon Karet
Sebelum pohon karet dibudidayakan, penduduk asli dari berbagai wilayah seperti Amerika Selatan, Asia dan Afrika Selatan menggunakan tanaman lain untuk menghasilkan getah. Di antaranya adalah jenis karet lanama atau Castilla elastica. Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan.
Meski merupakan tanaman asli Brazil, nyatanya komoditas karet justru berkembang pesat di Asia Tenggara. Meluasnya persebaran tanaman karet di wilayah Asia Tenggara tak lepas dari peran Henry Wickham yang melakukan percobaan berulang kali. Afrika juga menjadi kawasan produktif yang menghasilkan getah karet.
Populasi pohon karet tergolong aman di dunia. Pasalnya tanaman ini terus dikembangkan melalui berbagai upaya pengembangan biakan. Di Indonesia, sejumlah daerah menjadi penghasil karet seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Riau dan Kalimantan Barat.
Manfaat dan Kegunaan
Kebanyakan orang tahu tanaman karet hanya bisa dimanfaatkan getahnya saja untuk membuat berbagai benda. Namun kenyataannya, tanaman ini juga memberikan banyak manfaat dan kegunaan lagi bagi kehidupan manusia. Seperti inilah manfaat taman karet.
1. Pembuatan Furnitur
Kayu pohon karet memiliki kekuatan dan ketahanan yang cukup bagus. Untuk alasan itulah, batang karet juga bisa dimanfaatkan untuk membuat furnitur atau perabotan rumah. Kayu tanaman karet bisa dijadikan meja, kursi, almari dan barang kebutuhan rumah tangga lainnya.
2. Pembuatan Obat
Bagian biji karet mengandung senyawa tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan obat tradisional. Zat yang terkandung dalam biji karet antara lain protein, asam nikotinat, akroten, tokoferol dan tiamin. Selain sebagai obat tradisional, biji karet juga banyak dijadikan bahan di industri farmasi.
3. Mengurangi Dampak Pemanasan
Pohon karet dengan batangnya yang besar serta daunnya yang rimbun berperan besar dalam mengurangi dampak pemanasan global. Pohon ini mampu menyerap gas karbondioksida dan menjadi bagian dari siklus oksigen. Lingkungan menjadi asri dan segar serta bebas dari polusi.
4. Bahan Mentah di Bidang Industri
Karet dimanfaatkan untuk banyak hal di bidang industri. Sebagai bahan mentah, karet dapat diolah menjadi berbagai produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dibilang bahwa produksi karet sangat berpengaruh terhadap kelancaran bidang industri di Indonesia.
5. Bahan Makanan
Biji karet juga bisa dijadikan produk olahan yang bisa dikonsumsi. Beberapa makanan bisa dibuat dari bahan baku biji karet seperti keripik. Namun dalam pengolahannya, diperlukan keahlian dan ketelitian agar bisa menghasilkan makanan yang aman dikonsumsi serta bercita rasa enak.
Tahapan Budidaya Pohon Karet

Tanaman karet tidak hanya bermanfaat sebagai bahan pembuatan berbagai produk dalam negeri. Tanaman ini juga menjadi komoditas ekspor yang menguntungkan. Karena itu, karet terus dibudidayakan agar hasilnya melimpah. Seperti inilah cara budidaya tanaman karet.
a. Menentukan Lokasi yang Tepat
Menentukan lokasi yang tepat adalah langkah awal budidaya tanaman karet. Lokasi penanaman karet harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti kelembaban tinggi, mendapatkan sinar matahari yang cukup, ketinggian sesuai dan kaya akan unsur hara.
b. Memilih Bibit Karet Berkualitas
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah memilih bibit karet berkualitas. Bibit karet yang bagus memiliki beberapa ciri antara lain berasal dari induk yang produksinya baik, tahan terhadap serangan hama dan memiliki daya regenerasi yang bagus. Selain itu, bibit tanaman karet  harus bebas dari penyakit.
c. Proses Penyemaian
Penyemaian bibit karet dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu penyemaian kecambah pada bedengan dengan jarak tanam 2-3 cm. Bibit yang disemai harus disiram secara teratur. Kemudian dilanjutkan tahap kedua yaitu penyemaian bibit pada tanah gembur. Bibit juga harus disiram dan diberi pupuk.
d. Penanaman Bibit
Bibit siap ditanam pada tanah yang dilubangi sedalam 50 cm. Jarak ideal untuk setiap benih 3×7 meter jika menganut sistem monokultur. Untuk hasil maksimal, perhatikan waktu tanam terbaik yaitu awal musim hujan seperti di bulan Desember atau Januari. Pada tahap ini, pemberian pupuk secara rutin dan berkala masih wajib dilakukan.
e. Penyadapan

Penyadapan karet bisa dilakukan setelah pohon berusia 5-7 tahun. Ketinggian sadapan yang pertama yaitu 130 cm dan yang kedua yaitu 280 cm dari atas tanah. Pembukaan bidang sadap dimulai dari kiri ke kanan dengan sudut 300 derajat. Penyadapan yang baik dilakukan pukul 5 hingga 7 pagi.
Itulah informasi lengkap mengenai pohon karet yang dikenal sebagai bahan baku industri. Meskipun jumlah pohon ini terbilang banyak, upaya budidaya tidak boleh dihentikan. Sehingga pohon ini tetap terjaga dari kepunahan dan bisa menghasilkan keuntungan di masa depan.

Alumni S1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malangasasa, Wakil Ketua Bidang Pangan, Agrobisnis dan Kemaritiman KADIN Kabupaten Malang 2019-2024. Kurator dari Koperasi Pemasaran Digital Idbotani Nusantara, Content creator dan Content writer.
Mari Bapak Ibu Masyarakat Indonesia berbelanja kebutuhan sehari-hari melalui Toko Idbotani Marketplace : https://idbotani.com/